Kalau jaman dahulu mungkin banyak dari orang tua kita membangun pernikahan tanpa cinta , hal ini dikarenakan banyak pernikahan terjadi karena perjodohan, paksaan dan sebagainya. Namun seiring dengan pola pikir masyarakat modern yang semaki maju, apakah konsep seperti ini masih berlaku di masa kini?
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pemikiran menikah dengan cinta atau menikah dengan cinta yang tumbuh belakangan. Hanya saja, pernikahan adalah momen yang sakral, saat kita memutuskan hidup selamanya dengan orang lain. Yang sering menjadi pertanyaan, apakah ada kecocokan sebuah pasangan jika membangun pernikahan tanpa cinta ?
Hal ini tentu sangat berisiko untuk kelanggengan sebuah rumah tangga, khususnya di masa kini. Nah, berikut ini beberapa di antaranya, resiko jika membangun pernikahan tanpa cinta
Lebih Banyak Godaan
Menikah karena terpaksa atau sekedar "Ya sudahlah, kami sudah saling cocok dan dikejar umur," membuat banyak pasangan mengalami goncangan, bahkan di awal masa pernikahan. Godaan pihak ketiga sangat besar. Bisa dari mantan pacar, atau dari orang baru yang dirasa lebih cocok dan dianggap sebagai jodoh karena tumbuhnya cinta. Banyak pernikahan berakhir karena hadirnya orang ketiga yang lebih bisa memberikan cinta dan kenyamanan. "Untuk apa setia dengan dia, aku tidak mencintainya," itulah alasan yang sering diucapkan.
Sering Bertengkar
Tanpa cinta, seringkali tidak muncul kompromi antara suami istri. Saling bertahan dengan pendapat masing-masing, saling merasa benar, tidak mau mengalah, akhirnya pertengkaran menjadi makanan sehari-hari. Hidup tidak akan nyaman dengan adanya pertengkaran. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan dan kenyamanan dalam bentuk cinta. Jika cinta itu tidak datang dari pasangan, lalu harus didapat dari mana?
Rumah Tangga Terasa Hambar dan Tidak Bahagia
Pada akhirnya, pernikahan hanya sekedar melayani suami. Suami sekedar bekerja dan memberi nafkah istri. Anda dan dia akhirnya merasakan ada yang hambar dalam kehidupan sehari-hari. Rutinitas itu dilakukan hanya sebagai melaksanakan kewajiban semata. Akibatnya, banyak pasangan mengalami kebosanan dan tidak bahagia. Akibatnya, kembali pada efek nomor satu, godaan pihak luar sangat mungkin merusak pernikahan tanpa cinta.
Anak Harus Merasakan Dampaknya
Jika pasangan sudah memiliki anak, maka pernikahan tanpa cinta yang tidak bahagia akan memberi dampak pada anak. Jangan remehkan kemampuan anak memahami apakah kedua orang tuanya saling mencintai atau tidak. Anak akan belajar mencintai dimulai dari rumah, mereka bisa memahami apakah kedua orang tuanya saling mencintai atau tidak hanya dari percakapan sehari-hari. Jika pernikahan diisi dengan banyak pertengkaran, anak bisa tumbuh tidak bahagia dan membuat anak bersikap dingin saat dewasa.
Semoga tip diatas bisa membuat Anda untuk berpikir dua kali jika harus membangun sebuah pernikahan tanpa cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar